Friday 5 October 2012

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN


A.      Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi. Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Sebagaimana dikatakan Hani Handoko bahwa pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
Bagaimanapun juga kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah factor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tekhnik-tekhnik kepemimpinan efektif
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Seperti halnya manajemen, kepemimpinan atau leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli diantaranya adalah stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fugsi-fungsi lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi.
Kepemimpinan atau ledership dalam pengertian umummenunjukan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya.
Disinilah perananan kepemimpinan berpengaruh besar dalam pembentukan perilaku bawahan. Menurut handoko kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengarui orang lain agar mencapai tujuan dan sasaran.
  
B.       Hakikat Pemimpin
“Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.”
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

C.      Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1.          Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2.           Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3.          Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.          Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5.          Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.          Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.   Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2.   Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3.   Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.

D.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Manajemen
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
1.   Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2.   Harapan dan perilaku atasan.
3.   Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4.   Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.   Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6.   Harapan dan perilaku rekan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1.      Sebagai pelaksana (executive)
2.      Sebagai perencana (planner)
3.      Sebagai seorangahli (expert)
4.      Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)
5.      Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)
6.      Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)
7.      Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
8.      Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9.      Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
10.  Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)
11.  Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
12.  Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)
13.  Sebagai kambing hitam (scape goat)

Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1.      Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.  
2.      Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.
3.      Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.


PENGHIRUNGAN PENDAPATAN NASIONAL



Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

A.    Mengukur nilai aktivitas ekonomi : produk domestic bruto
Produk domestic bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Tujuan GDP adalah untuk meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu.
Ada dua cara untuk melihat pengitungan statistic itu yaitu dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang didalam perekonomian. Cara lain untuk melihat GDP adalah sebagai pengeluaran total atas output barag dan jasa dalam perekonomian. Dari kedua seudut pandang, jelaslah mengapa GDP merupakan cerminan dri kinerja ekonomi.
B.     Kaidah untuk menghitung GDP
Produk domestic bruto adalah (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa ahir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu
tertentu.  Untuk menghitung nilai total dari barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar Karena mencerminkan banyaknya orang yang besedia untuk membayar untuk barang atau jasa.
Rumus : GDP=(harga… X jumlah…. ) + (harga…X Jumlah….) 

C.    Deflator GDP
 Deflator GDP disebut juga dengan deflator harga implicit untuk GDP, didefiisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP Riil:
Rumus : Deflator GDP =  GDP Nominal : GDP Riil
GDP Deflator mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian definisi deflator memungkinkan kita memisahkan GDP nominal menadi dua bagian yaitu :
a.       Bagian mengukur jumlah GDP riil
b.      Mengukur harga Deflator GDP


 
Rumus : GDP nominal =GDP riil X Deflator GDP

GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Deflator GDP mengukur harga output relative terhadap harganya pada tahun dasar.

                             Rumus : GDP Riil = GDP Nominal
                                       Deflator GDP

Dengan bentuk persamaan ini dapat dilihat bagaimana deflator memperoleh namanya, yaitu digakan untuk mendeflasi (menghilangkan inflasi) dari GDP nominal untuk menghasilkan GDP ini.

 Komponen-komponen pengeluaran
Para ekonom dan para pembuat keputusan tidak hanya peduli pada output barang dan jasa total, tetapi juga alokasi output ini diantara berbagai alternative. Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi empat kelompok.
Ø  Konsumsi (C)
Ø  Investasi (I)
Ø  Pembelian pemerintah (G)
Ø  Ekspor neto (NX)
Rumus :
Y= C + I + G + NX

GDP adalah jumlah konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor bersih.
Konsumsi (consumtion) terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga.
Investasi (investment) terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan.
Pembelian pemerintah (government purchases) adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah pusat, Negara bagian dan daerah.
Export netto (net export) ekspor neto adalah nilai barang dan jasa yang diekspor kenegara lain dikurang nilai barang dan jasa yang diimpor dari Negara lain.

Ukuran pendapatan lain
Pendapatan nasional mencakup ukuran-ukuran pendapatan lain yang berbeda dari GDP. Untuk melihat bagaimana ukuran pendapatan alternative yang saling berkaitan dapat dilihat dengan menggunakan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional bruto (gross national product, GNP) dengan menambah penerimaan dari pendapatan factor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan factor keseluruh dunia :


Rumus :
           GNP = GDP + pembayaran factor dari manca Negara – pembayaran
          Faktor kemancanegara
Untuk mendapatkan produk nasional netto (net national product, NNP) dengan mengurangi depresiasi modal – jumlah persediaan pabrik, peralatan dan struktur residensial perekonomian yang habis dipakai selama setahun.


 
Rumus:
NNP= GNP - Depresiasi
Dalam pos pendapatan nasional, depresiasi disebut dengan konsumsi modal tetap. Dengan perkiraan 10 % dari GNP.karena depresiasi modal adalah biaya dari memproduksi output perekonomian, maka mengurangi depresiasi menunjukan hasil akhir dari aktivitas perekonomian.
Penyesuaian berikutnya dalam pos pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis tidak langsung, seperti pajak penjualan, yang jumlahnya kira-kira 10 % dari NNP, memunculkan irisan diantara harga yang dibayar konsumen atas suatu barang dan harga yang diterima perusahaan, karena perusahaan tidak pernah menerimanya, maka irisan pajak ini bukan dari bagian pendapatan mereka. Ketika mengurangi pajak usaha tidak langsung dari NNP, kita dapatkan ukuran yang disebut pendapatan nasional (national income)
Rumus:
Pendapatan Nasional = NNP – Pajak Usaha Tidak Langsung

Pendapatan Perseorangan (personal income)
Yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis nonkorporasi. Hal ini dapat disesuaikan dengan :
Ø  Dengan mengurangi pendapatan nasional dengan jumlah pendapatan yang diterima korporasi tetapi tidak dibagikan kepada pemegang saham dikarenakan korporasi menahan pendapatan atau karena mereka membayar pajak kepada pemerintah.
Ø  Dengan menaikan pendapatan nasional dengan jumlah neto pembayaran pemerintah untuk pembayaran transfer, dengan mengurangi kontribusi asuransi social yang dibayarkan kepada pemerintah.
Ø  Disesuaikan dengan pendapatan nasional yang mencakup bunga yang diterima rumah tangga.
Sehingga dapat dihitung dengan
Rumus :
PP = pendapatan nasional – Laba korporasi – Kontribusi asuransi social – bunga    neto + Deviden + transfer pemerintah pada individu + pendapatan bunga perseorangan



Pendapatan Perseorangan Disposabel (disposable personal income)
Yaitu dengan mengurangi pembayaran pajak perseorangan dan pembayaran non pajak tertentu kepada pemerintah (seperti karcis parkir)
Rumus :
DI = PI  – Pajak Langsung
arga Sekelompok Barang
Ukuran mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau consumers price index (CPI). Penghitungan CPI dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga. Karena pada dasarnya CPI adalah harga sekelompok barang dan jasa relative terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
Rumus:
CPI =  harga barang relatif
                                    Harga barang dasar