BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang Allah turunkan bagi semua manusia. Setiap orang yang hidup di bumi wajib mempelajari Al-Qur'an dan melaksanakan perintah-perintahnya. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mempelajari ataupun melaksanakan apa yang Allah perintahkan dalam Al-Qur'an kendatipun mereka menerimanya sebagai sebuah kitab yang diwahyukan. Ini adalah akibat dari belum memikirkan tentang Al-Qur'an tetapi sekedar mengetahui dari informasi yang didapat dari sana sini. Sebaliknya, bagi orang yang berpikir, Al-Qur'an memiliki kedudukan dan peranan yang sangat besar dalam kehidupannya.
Di antara ukuran yang perlu kita rujuk kembali dalam menjelaskan apa yang paling benar untuk kita perhatikan dan dahulukan ialah perhatian terhadap isu-isu yang diperhatikan oleh al-Qur'an. Kita selayaknya mengetahui apa yang sangat dipedulikan oleh al-Qur'an dan sering diulang-ulang di dalam surat dan ayat-ayatnya, dan apa pula yang ditegaskan dalam perintah dan larangannya, janji dan ancamannya. Itulah yang harus diprioritaskan, didahulukan, dan diberi perhatian oleh pemikiran, tingkah laku, penilaian, dan penghargaan kita. Yaitu seperti keimanan kepada Allah SWT, kepada para nabi-Nya, hari akhirat, pahala dan siksaan, surga dan neraka.
Contoh lainnya yaitu pokok-pokok ibadah dan syiar-syiarnya, mendirikan shalat dan membayar zakat, puasa, haji, zikir kepada Allah, bertasbih, tahmid, istighfar, tobat, tawakkal kepada-Nya, mengharapkan rahmat dan takut terhadap azab-Nya, syukur kepada nikmat-nikmat-Nya, bersabar terhadap cobaan-Nya, dan ibadah-ibadah batiniah, serta maqam-maqam ketuhanan yang tinggi.
Dan juga pokok-pokok keutamaan, akhlak yang mulia, sifat-sifat yang baik, kejujuran, kebenaran, kesederhanaan, ketulusan, kelembutan, rasa malu, rendah hati, pemurah, rendah hati terhadap orang-orang yang beriman dan berbesar hati menghadapi orang kafir, mengasihi orang yang lemah, berbuat baik terhadap kedua orangtua, silaturahim, menghormati tetangga, memelihara orang miskin, anak yatim dan orang yang sedang dalam perjalanan. Kita juga perlu mengetahui isu-isu yang tidak begitu diberi perhatian oleh Islam kecuali sangat sedikit, misalnya masalah Isra' Nabi saw. Al-Qur'an hanya membicarakannya dalam satu ayat saja, berbeda dengan peperangan yang dibicarakan oleh al-Qur'an di dalam satu surat penuh. Itulah sebenarnya ukuran yang benar, karena sesungguhnya al-Qur'an merupakan tiang agama, landasan dan sumber Islam; dengan sunnah Nabi saw yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan dan keterangannya. Allah SWT berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًاكَبِيرًا.
Artinya: "Sesungguhnya al-Qu'ran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal salih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (al-Isra,:9)
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Artinya: "... Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri." (an-Nahl: 89)
Pemahamannya yaitu, Sesungguhnya al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai pokok ajaran agama yang kokoh. Tidak ada satu pokok ajaran agama yang sifatnya sangat umum dan diperlukan oleh kehidupan Islam kecuali pokok ajaran ini telah ditanamkan kuat oleh al-Qur'an, baik secara langsung maupun tidak. Khalifah kita yang pertama pernah berkata, "Kalau aku kehilangan 'kendali unta' maka aku dapat menemukannya di dalam kitab Allah."
BAB II
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
Pemikiran para ilmuwan islam dengan mempergunakan berbagai pendekatan, ini digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran islam. Tidak mencoba memperdebat antara satu dengan yang lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan umat pada umumnya dan untuk keperluan studi islam pada khususnya.
Dari berbagai sumber lainnya, dapat diketahui bahwa islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat diketahui melalui konsepsinya dalam berbagai hal sebagai berikut :
A. DALAM BIDANG AGAMA
Melalui karyanya berjudul Islam Doktrin dan Peradaban, Nur Cholis Majid banyak berbicara tentang karektaristik ajaran islam dalam bidang agama. Menurutnya bahwa dalam bidang agama islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah aturan Tuhan ( Sunnah Allah ) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama ter sebut disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan ,juga mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak kepada keselamatan.Inilah yang selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam beragama.Dalam hubungan ini H.M. Quraish Shihab mengatakan bahwa dengan mengali ajaran-ajaran agama, meniggalkan fanatisme buta, serta berpijak pada kenyataan, jalan akan dapat dirumuskan. Dengan demikian , karakteristik agama islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluritas agamaterdapat unsure kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
B. DALAM BIDANG IBADAH
Karakteristik ajaran islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti manusia kepada Allah S.W.T, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya.Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ynag umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan yang khusus ialah segala yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu. Ibadah yang dibahas dalam bidang ini adalah ibadah dalam arti khusus.Ketentuan ibadah dalam bidang initermasuk salah satu ajaran islam dimana akal manusia tidak perlu ikut campur tangan, melainkan hak dan otoritas tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, mentaati, melaksanakan dan menjalankannya dengan penuh ketundukan kepada tuhan, dan sebagai bukti pengabdian rasa terima kasih kepada Allah.SWT.Hal demikian menurut Ahmad Amin dilakukan sebagai arti dan pengisian dari makna islam, yaitu bersearah diri, patuh dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan.
Dengan demikian visi islam tetang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran islam itu sendiriyang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai mahkluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kapadaNya.
C. BIDANG AQIDAH
Ajaran Islam sebagai mana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori ynang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang islam, yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup.Jamil Shaliba mengartikan aqidah adalah penghubung dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh.
Karakteristik islam yang dapat diketahui melalui bidan aqidah ini adalahbahwa aqidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai tuhan yang wajib disembah hanyalah Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain , karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan pada panggilan Allah.dalam prosesnya , keyakinan harus langsung, tidak boleh tidak boleh melalui perantara.
Aqidah dalam Islam selanjutnya harus brpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah.Dalam hubungan ini yusuf AL Qardhawi mengatakan bahwa iman dalam arti sebenarnya adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.Dengan demikian Aqidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkahlaku,serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh.
D. BIDANG ILMU DAN KEBUDAYAAN
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima semua jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilimu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.Dalam bidan ilimu dan teknologi Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka.Bagaimanapun Islam merupakan sebuah paradigma terbuka.Ia merupakan mata rantai peradaban dunia.
Banyak contoh yanag dapat dijadiakan bukti tentang peranan islam sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam misalnya mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, system pemerintahan dari Persia, Logika yunani, dan sebagainya.
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan Kebudayaan tersebut dapat pula dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Tuhan kepada nabi Muhammad SAW. Pada ayat tersebut terdapat kata Iqra’ yang diulang sebnyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni selain berarti membaca dalam art biasa, juga berarti menelaah, mengopservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsi, menganalisis, dan penyimpulan secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakan dalam proses mempelajari sesuatu.Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan. Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan denagan cara mengunakan akalnya untuk berpikir, merenung, dab sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga Islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad di jalan Allah SWT.
E. BIDANG PENDIDIKAN
Sejalan dengan bidan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut diatas, Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang(education for all), laki-laki dan perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan , kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua aspek dalam bidang pendididikan ini dapat dipahami dari kandungan Surat Al Alaq sebagai mana disebut diatas.Didalam Al qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman , nasehat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.
F. BIDANG SOSIAL
Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat dari ajaranya di bidang Sosial.Ajaran Islam di Bidang ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidan ajaran Islam sebagai mana telah disebtutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun khusus dalam bidang social ini, Islam menjunjung tinggi tolong- menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini mesjid, tempat mengabdi kepada Allah. Muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah (dalam arti khusus). Hal demikian dapat dilihat bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan social yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (diqashar atau dijama’).
Orang yang berbuat zalim yidak akan hilang dosanya dengan membaca zikir seribu kali. Bahkan dari beberapa keterangan, kita mendapat kesan bahwa ibadah ritual tidak diterima Allah bila pelakunya melanggar norma-norma muamalah.
G. DALAM BIDANG KEHIDUPAN EKONOMI
Karakteristik ajaran islam dapat dipahami dari konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupa akhirat dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Sebagaimana dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yang artinya : Bukanlah termasuk orang yang baik diantara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia. Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.
Mengenai hal tersebut didalam islam, secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia.
Mengenai hal ini, perlu dimiliki pandangan kosmologis yang didasarkan pada pandangan teologi yang benar. Dalam teologi islam, bahwa alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan adalah sesuatu yang suci dalam arti tidak haram untuk dimanfaatkan.
H. DALAM BIDANG KESEHATAN
Ajaran islam dalam hal ini berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab berbunyi : al-waqiyah khir min al-‘ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan Sunnah Nabi Saw. Yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.
Untuk menuju pada usaha pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal ,lingkungan sekitar, dan sebagainya, pernyataan ini juga sudah terdapat dalam firman Allah Swt :
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ.
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. Al-baqarah: 222)
Sebagaimana dalam pernyataan firman Allah tersebut bahwa; Bertaubat akan menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriyah menghasilkan kesehatan fisik. Dalam firman Allah juga menyatakan :
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ.
Artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, (QS. Al-mudatsir: 4-5)
Anjuran dan perintah tersebut berdampingan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah Swt.
I. DALAM BIDANG POLITIK
Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 59 berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’ : 59)
Dalam ayat tersebut menyatakan bahwa perintah menaati ulil amri yang penafsirannya kepada penguasa dibidang politik, pemerintahan dan negara. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada barometer kebenaran dari tuhan. Jika pemimpin tersebut tetap beristiqamah pada tuuntutan Allah dan Rasul-Nya maka wajib ditaati. Dan juga sebaliknya. Bila bertolak belakang dengan ajaran islam maka pemimpin tersebut boleh dikritik dan diberi saran dengan benar. Dan jika cara tersebut tidak tolerir oleh pemimpin tersebut, boleh saja untuk tidak menuruti apa saja perintahnya. Setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-masing sesuai seleranya. Namu, yang terpenting untuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan, kemakmeran kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman masyarakat.
J. DALAM BIDANG PEKERJAAN
Dalam bagian ini, islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt. islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan , tetapi pada kualitas manfaat kerja. Sebagaimana dalam firman Allah Swt :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا.
Artinya: ” Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS. Al-Mulk: 2)
Dalam ayatt tersebut menjelaskan bahwa siapakah yang paling baik amalnya, dan bukan yang paling banyak amalnya. Nabi Muhammad Saw mengingatkan kepada umatnya bahwa orang yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Dalam menghasilkan pekerjaan yang bermutu, islam memandang kerja yang dilakukan adalah kerja profesional, yaitu kerja yang didukung ilmu pengetahuan , keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan sebagainya. Suatu pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya tunggulah kehancurannya. Demikian peringatan Nabi Muhammad Saw.
K. ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Sebagaimana dalam berbagai bidang dalam kehidupan, islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman. Disiplin ilmu keislaman mencakup ilmu kalam, ilmu hadits, filsafat, tasawuf, hukum islam, dan sebagainya.
Dalam hal ini islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek sejarah/ kebudayaan dan sebagainya. Islam juga sebagai agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, demokratis, adil, memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan, mengutamakan pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi kesehatan jasmani, pakaian, makanan, tempat tinggal, lingkungan, dan sebagainya.
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya. Karakteristik islam yang demikian ideal itu masih belum seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya. Antara ajaran islam yang ideal dan kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan hal ini memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Karakteristik ajaran islam dapat dikaji dalam berbagai aspek, yaitu:
1. Dalam bidang agama
2. Dalam bidang ibadah
3. Bidang aqidah
4. Bidang ilmu dan kebudayaan
5. Bidang pendidikan
6. Bidang social
7. Dalam bidang kehidupan ekonomi
8. Dalam bidang kesehatan
9. Dalam bidang politik
10. Dalam bidang pekerjaan
11. Islam sebagai disiplin ilmu
Hal ini dapat dipahami bahwa, Sesungguhnya al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai pokok ajaran agama yang kokoh. Tidak ada satu pokok ajaran agama yang sifatnya sangat umum dan diperlukan oleh kehidupan Islam kecuali pokok ajaran ini telah ditanamkan kuat oleh al-Qur'an, baik secara langsung maupun tidak.
Pemikiran para ilmuwan islam dengan mempergunakan berbagai pendekatan, kebanyakan digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran islam. Tidak mencoba memperdebat antara satu dengan yang lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan umat pada umumnya dan untuk keperluan studi islam pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
____Abdullah, Taufiq dan M.Rusli Karim. 2004. Metodologi Penelitian Agama. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
____Al-Su’ud, Fadh bin Abdul Aziz. 2005. Al-Qur’anul Karim wa ____Tarjamatu Ma’aniyah ilal Lughatul Indunisiyyah. Madinah Munawwarah: Qur’an compleks.
____Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2006. Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jawa Barat: Pustaka At-Taqwa.
____Muhaimin, dkk. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta : Kencana.
____Nata, Abuddin.H. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
0 comments:
Post a Comment