Monday, 27 February 2012

SISTEM EKONOMI

Sistem ekonomi yang telah mengalami perkembangan selama ini dikenal oleh beberapa pakar terdapat tiga system yakni ekonomi kapitalis, ekonomi sosialis dan ekonomi Islam. Secara filosofis ketiga system ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Bahkan mainstream system ekonomi kapitalisme dan sosialisme telah terbukti mendominasi perekonomian dunia. Dalam konteks ekonomi kedua system ini telah terbukti mampu meningkatkan kemakmuram rakyat di Negara yang menggunakan kedua system tersebut, seperti Amerika Serikat dan Uni Sovyet (termasuk Negara pecahannya).

Kedua system ini diambil sebagai bahan rujukan berbagai Negara untuk meningkatkan pembangunan. Praktek kedua system dalam setiap Negara besentuhan dengan masalah riil di Negara-negara yang yang berbeda dari asal system itu berada.

Setiap Negara mempunyai elemen tersendiri dalam system ekonomi yang akan mempengaruhi perspektif Negara tersebut memandang kelebihan dan kekurangan suatu system jika diterapkan di negaranya dengan pertimbangan ini setiap Negara berusaha tidak mengambil dengan serta merta system yang ada. Walaupun setiap sadar akan hal tersebut, namun konteks perekonomian dunia lebih mengarahkan pada kecenderungan pengambilan suatu system yang dominan. Hal disebakan pengaruh gaya pergaulan perekonomian dunia akan mempengaruhi kebijakan suatu Negara dalam mendesain perekonomian dalam negerinya. Walaupun tidak sama persis benar system satu dengan system yang lain, tetapi prinsip pokok dari suatu system Negara besar akan cenderung dominant mempengaruhi arah kebijakan ekonomi Negara-negara yang dikuasainya. Fenomen atersebut menjadikan system kapitalisme dan sosialisme mengalami perubahan menjadi berbagai macam nama system. Pada umumnya mainstream system ekonomi memepengaruhi system ekonomi suatu Negara disebabkan oleh pengaruh tat pergaulan ekonomi dunia dan politik luar negeri Negara tersebut. Oleh karena pengaruh dari berbagai unsure yang ada dalam suatu Negara, maka system kapitalisme dan sosialisme dalam prakteknya di Negara tersebut tidak sesuai dengan Negara yang menggunakannya, seperti Amerika Serikat dan Eks Uni Sovyet. Akhirnya muncullah nama baru dalam kapitalisme campuran, demikian juga system sosialisme berkembang menjadi system sosialisme pasar.

Sistem ekonomi kapitalis merupakan buah pemikiran Adam Smith (1723 – 1790) untuk mewujudkan kesejahteraan umum melahirkan system baru yang bernama kapitalisme Negara yang dipengaruhi oleh pemikiran Friedrich List (1789 – 1846). Selanjutnya muncul kapitalis campuran dipegaruhi oleh pemikiran Adolf Wagner. Selanjutnya system ini mendapat perbaikan dari pemikiran JM Keyness (1883 – 1946) yang membangun system ekonomi campuran. Demikian juga dengan pemikiran sosialisme, sitem ekonomi sosialis mengadopsi pemikiran Karl Max (1818 – 1883) yang dilembagakan Lenin dalam sebuah negra yang bernama Uni Sovyet. Setelah runtuhnya Uni Sovyet pada tahun 1991 pengaruh system ekonomi sosialis berkurang kemudian berkembang menajdi system ekonomi pasar. Sementara itu system ekonomi Islam di ilhami al-Qur’an dan al-Hadis. Sebagaimana system ekonomi yang lain dengan karakter yang ada system ekonomi Islam kadang mengalami perubahan. Karena keberadaan karakter akan berubah sebagaimana pola perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya di Negara tersebut. Tidak menutup kemungkinan system ekonomi Islam teradopsi ke dalam system ekonomi lain, sehingga muncul system ekonomi islam kapitalis, ekonomi islam sosialis dan ekonomi sosialis religius, (Ali Rizkatillah Audah, 2002).

Sistem ekonomi Islam terletak di antara system kapitalis dan sosialis. Sistem ekonomi Islam lebih berkaitan membentuk masyarakat bukan Negara. System ekonomi Islam merupakan implementasi dari tanggung jawab pribadi manusia di hadapan Allah sebagai seorang hamba. System ekonomi Islam dimetamorfosiskan masyarakat madani, dalam terminology masyarakat modern disebut clivized society. Sisi Positif Dan Negatif Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis Dan Islam.


Sebelum membicarakan kelebihan dan kelemahan system ekonomi Islam, terlebih dahulu kita ketahui kecenderungan kebaikan dan kelemahan system kapitalis dan sosialis. Karena dengan mengetahui sisi positif negative dari kedua system tersebut kita dapat mengukur dan membandingkan efektifitas keunggulan dan kelemahan system ekonomi Islam.

A. Sistem Ekonomi Kapitalis

Ekonomi kapitalis memiliki kecenderungan yang mengarah pada kebebasan yang meliputi; Kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi.

· Kecenderungan Kebaikan Sistem Ekonomi kapitalis

Dengan melihat kecenderungan tersebut maka system kapitalis memiliki kebaikan-kebaikan sebagai berikut:

1. Kebebasan
Fitrah manusia sebagai makhluk bebas mendukung daya kreatif dalam mengelola sumber daya ekonomi, bila fitrah terpelihara akan menibulkan keberanian dalam menyikapi segala hal. Kebebasan merupakan factor yang menjadikan kapitalisme menjadi system yang tetap eksis di banding sosialisme. Kebebasan kapitalis tidak semata-mata didasari atas penghargaan hidup terhadap sesamanya. Prinsip dasar tentang penghargaan kebebasan kapitalis lebih dikarenakan dengan kebebasan manusia akan lebih memberikan nilai tambah dalam produksi.

2. Meningkatkan produksi

Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap “produksi" dan "tingkat harga" pada tingkat yang wajar. Keadaan ini akan membantu mempertahankan penyesuaian pada tingkat yang rasional di antara kedua variabel tersebut. Persaingan akan mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang bisa diterima oleh pasar. Keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar merupakan mekanisme yang diperlukan sebagai bentuk berjalanny ekonomi secara fair. Tetapi kadang kala keseimbangan pasar yang ditentukan produsen dan konsumen kurang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka dalam keadaan ini pasar perilu diintervensi guna menyediakan barang yang diperlukan oleh masyarakat luas.

3. Profit motif Dalam sistem kapitalisme, keuntungan menjadi faktor yang menentukan keberlangsungan usaha. Setiap keuntungan diperhitungkan dari usaha, semakin sedikit kesempatan untuk melakukan usaha semakin kecil ia akan memperoleh keuntungan. Sebailiknya, jika ia ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar semakin banyak usaha yang dilakukan. Motif mencari keuntungan inilah yang membangun kehidupan kapitalis lebih dinamis. Dampak dari keadaan ini, perhatian manusia dengan berjalannya mekanisme pasar.

· Kecenderungan Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis

1. Tidak merata

Persaingan bebas menimbulkan kecenderungan setiap orang untuk lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Bagi orang telah berkecukupan dalam bidang ekonomi tidak banyak peduli dengan orang yang kurang mampu, karena kepedulian bukan bagian dari kewajibannya. Maka ketimpangan sosial menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang individualis.

2. Tidak selaras

Setiap orang menggunakan kebebasan untuk mengeksplorasi sumber daya yang dimilikinya dengan efisien guna memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya dengan alasan; segala apapun yang dikerjakan merupakan upaya untuk mengaktualisas kebebasan yang dimilikinya. Padahal kebebasan merupakan yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, di mana manusia satu dengan yang lainya juga berupaya untuk melakukan tindakan eksploitatif

3. Maksimasi Profit

Efisiensi usaha bisa dijadikan legitimasi untuk menaikkan batas produksi dan mengurangi biayanya guna mendapatkan keuntungan yang maksimal. Konsep kerja kapitalis telah menjadikan sebagai syarat terjadi efisiensi telah membangun struktur kependudukan yang diskriminatif. Kompensasi bagi tenaga kerja profesional yang besar sementara yang tidak profesional hanya sedikit bahkan di bawah kebutuhan outonomous telah menjadikan ketegangan sosial. Ketegangan ini akus pada perdebatan atas makna pemerataan.

4. Krisis Moral

Dalam kapitalisme setiap orang berusaha mengejar kekayaan supaya mendapatkan peran lebih di dalam masyarakat. Hal ini mengakibatkan perencanaan/penjadwalan dalam mendapatkan kekayaan mendominasi hidup manusia dari hari ke hari. Kapitalisme telah menjerumuskan manusia pada sikap yang mempermaklumkan keadaan, segala sesuatu yang terjadi dianggap sebagai fenomena kehidupan yang tidak terelakkan.

5. Materialistis
Nilai-nilai sosial seperti kerjasama, saling membantu, dan lain sebagainya, kurang mendapat tempat dalam kehidupan kapitalis. Dalam sistem kapitalisme segala kegiatan ekonomi didasarkar terpenuhinya optimaliasi produksi guna mencapai output produksi dan keuntungan produksi yang diharapkan.

6. Mengesampingkan kesejahteraan

Konsep kapitalis cenderung memahami pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan daripada pemerataan ekonomi, karena pemerataan akan timbul setelah adanya pertumbuhan ekonomi down effect). Kebijakan ini merupakan dampak dari mekanisme modal yang cenderung berputar pada kalangan pengusaha. Bila pengusaha mendapatkan keuntungan maka secara tidak langsung akan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini menjadikan kesejahteraan masyarakat terabaikan.

B. Sistem Ekonomi Sosialisme

Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa kecenderungan antara lain: pemilikan harta oleh Negara, kesamaan ekonomi, disiplin politik.

· Kecenderungan Kebaikan Sistem Ekonomi Sosialis

1. Disediakannya kebutuhan pokok

Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokok termasuk makanan/minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat tinggal dan lain-lain. Setiap orang disediakan oleh negara untuk mendapatkan pekerjaan yang ditentukan oleh negara, sedangkan orang-orang tua, serta yang cacat fisik dan mental berada dalam perawatan pengawasan negara.

2. Didasarkan perencanaan Negara

Semua pekerjaaan dilaksanakan berdasarkan perencaf negara yang sempurna di antara produksi dengan penggunaar Dengan demikian masalah kelebihan atau kekurangan kekurangan produksi seperti yang berlaku dalam sistem eke kapitalis tidak akan terjadi.

3. Produksi dikelola oleh Negara

Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan kepentingan-kepentingan negara. Misalnya, untuk memenuhi sarana dan prasarana ekonomi rakyat semacam makan, pendidikan, kesehatan. Demikian juga negara mengatur proses perdagangan luar negeri vang berupa penyediaan valuta asing, menyediakan dan merawat alat-alat perang dan sebagainya.

· Kecenderungan Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis

1. Sulit melakukan transaksi

Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan. Sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya semu dikelola oleh negara. Proses dari keberadaan output produksi juga diatur oleh negara, maka transaksi yang dilakukan oleh masyarakat bisa melanggar hukum.

2. Membatasi kebebasan

Sistem ekonomi sosialisme menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri mementingkan kepentingan golongan. Kepentingan-kepentingan itu akan tumbuh bila ada ruang yang tersedia bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan keinginannya, dan kebutuhannya secara bebas. Tetapi, dalam sistem sosialisme kebebasan manusia sangat terbatas.

3. Mengabaikan pendidikan moral

Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk memperoleh tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nilai-nilai moral tidak diperhatikan lagi. Pendidikan sosialis menjadikan masyarakat untuk pragmatis, pola pemenuhan batiniahnya pun dalam paket pendidikan materilistis.

C. Sistem Ekonomi Islam

· Sistem ekonomi Islam memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Menjunjung Kebebasan Individu

Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suat fteputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuha nidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam Islam didasarkan atas nilai-nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala sesuatu kecuali Allah. Nilai tauhid inilah yang akan menjadikan manusia menjadi berani dan percaya diri.

2. Mengakui hak individu terhadap harta

Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam mengatur kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi karena bagi seorang muslim harta sekedartitipan Allah.

3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar

Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. Salah satu penghalang yang menjadikan banyaknya ketidakadilan bukan disebabkan karena Allah, tetapi ketidakadilan yang terjadi dikarenakan system yang dibuat manusia sendiri. Misalnya, masyarakat lebih hormat kepada orang yang mempunyai jabatan tinggi dan lebih banyak mempunyai harta, hingga masyarakat terkondisikan bahwa orang-orang yang mempunyai jabatan dan harta mempunyai kedudukan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Akhirnya, sebagian orang yang tidak mempunyai harta dan jabatan merasa bahwa, "Allah itu tidak adil".

4. jaminan social

Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara: dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Memang menjadi tugas dan tanggungjawab utama bagi sebuah negara untuk menjamin setiap negara, dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan prinsip “hak untuk hidup". Dalam sistem ekonomi Islam negara mempunyai tangj jawab untuk mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat secara umum.

5. Distribusi kekayaan

Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak manusia untuk dipergunakan manusia untuk kemaslahatannya, upaya ini tidak menjadi masalah bila tidak ada usaha untuk mengoptimalkan melalui ketentuan-ketentuan syariah.

6. Larangan menumpuk kekayaan

Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang muslim berkewajiban untuk mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak berlebihan dalam pemilikan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan ia mengunakan cara-cara yang tidak benar untuk mendapatkannya.

7. Kesejahteraan individu dan masyarakat

Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Masyarakat akan menjadi aktor yang dominan dalam membentuk sikap individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat. Demikian juga sebaliknya, tidak akan terbentuk karakter masyarakat khas tanpa keterlibatan dari individu-individu.

· Kelemahan Sistem ekonomi Islam

Dominasi pemikiran ekonomi konvensional menjadikan ekonomi Islam belum mampu berkembang sebagaimana yang diharapkan. Padahal ekonomi Islam berisi tuntunan dan pedoman ideal yang mampu mengakomodir kebutuhan hidup manusia di dunia maupun di akhirat. Dengan jaminan mayoritas penduduk di negara mustim tentunya akan mampu menerima ekonomi Islam, tetapi perkembangan ekonomi Islam tidak semulus yang diharapkan walaupun bisa dikatakan hal tersebut sebagai fenomena umum sebagai suatu "sistem ekonomi baru" yang mau menanamkan pengaruhnya di tengah masyarakat yang telah lama menerima sistem ekonomi konvensional. Secara global kelemahan system ekonomi Islam dapat dilihat dari beberapa factor sebagai berikut:

1. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam

Literatur ekonomi Islam yang sebagian besar berasal dari teks-teks arab mau tidak mau diakuinya mengalami perkembangan yang kurang signifikan. Sehingga menyebabkan munculnya dominasi literature ekonomi konvensional yang saat ini mempengaruhi masyarakat bahwa tidak ada ilmu ekonomi yang mampu menjawab masalah-masalah aktual kecuali ekonomi konvensional. Hal ini menjadikan justifikasi bagi masyarakat untuk mengesampingkan ide dari pengetahuan lain, seperti ekonomi Islam. Hal ini diakibatkan adanya hegemoni literature ekonomi konvensional terhadap ekonomi Islam, sehingga setiap prilaku kita tidak lepas dari pengaruh ekonomi konvensional.

2. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal

Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Masyarakat bersentuhan langsung dengan konsep ekonomi konvensional, di berbagai bidang konsumsi, produksi, distribusi dan lainya. Sehingga pemahaman baru sulit dipaksakan dan diterima oleh masyarakat yang lebih dahulu beresntuhan dengan konsep ekonomi konvensional. Kita telah mengetahui ekonomi konvensiona merupakan kepanjangan dari system ekonomi kapitalis meskipun tidak sepenuhnya. Karena secara tersirat ekonomi konvensional juga mengadopsi system ekonomi sosialis. Di sinilah salah satu letak kelemahan system ekonomi Islam.

3. Tiada representasi ideal Negara yang menggunakan system ekonomi Islam

Di beberapa Negara yang menggunakan Islam sebagai pedoman dasar kenegaraanya ternyata belum mampu sepenuhnya mengelola system perekonomiannya secara professional. Bahkan banyak Negara-negara Islam di Timur Tengah yang tingkat kesejahteraanya kurang maju jika dibandingkan dengan Negara Eropa dan Amerika.

4. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang

Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan pengetahuan Eropa tidak lepas dari peranan pengetahuan Islam. Masa transformasi pengetahuan yang terjadi pada abad pertengahan kurang dikenal oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pemahaman bahwa pengetahuan lahir di daratan Eropa, apalagi berbagai informasi lebih mengarahkan pada pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Eropa. Karenanya lebih mengenai Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo, JM Keynes dan sebagainya, dibandingkan dengan tokoh-tokoh ekonomi Islam seperti Abu Yusuf, Ibnu Ubaid, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun dan sebagainya.

Padahal mengetahui perkembangan sejarah pemikiran ekonomi akan menimbulkan kebanggaan masyarakat terhadap tokoh-tokoh ekonomi Islam. Secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi ketertarikan mereka terhadap pemikiran tokoh-tokoh ini.

5. Pendidikan masyarakat yang materialism's

Pengangguran di masyarakat bukan murni cerminan perilaku malas. Tetapi, pengangguran di sini lebih banyak disebabkan oleh dampak pemahaman masyarakat mengenai makna tentang jenis dan pendapatan/penghasilan usaha yang belum tepat. Sementara kita harus jujur mengakui ekonomi Islam masih belum berperanan maksimal dalam membantu mengangkat ekonomi kerakyatan. Sebagai contoh pedagang lebih mnyukai meminjam pada rentenir di banding pada BMT yang ada. Karena rentenir tidak memerlyukan persyaratan yang ‘ribet’, sementara BMT atau BPRS memerlukan segudang jaminan sebagai syarat peminjaman Sebagai kesimpulan ekonomi Islam masih memiliki banyak kelemahan baik dari sumber daya manusia atau tenaga ahli. Hal ini berbeda dengan pesatnya perkembangan ekonomi kapitalis mau tidak mau kita harus mengakuinya.


Solusi: Sistem Ekonomi Sosialis?

Lalu bagaimana dengan sistem ekonomi sosialis? Apakah ia bisa menjaid solusi atas kekacauan ekonomi yang ditimbulkan oleh sistem kapitalis? Jawabnya, tentu saja tidak. Alasannya, sosialisme yang muncul belakangan setelah kapitalisme saja justru telah runtuh lebih dahulu, dan meskipun saat ini China yang menganut sistem politik sosialis-komunis itu sedang ‘berjaya ekonominya’ , tetapi dari segi sistem ekonomi ia tidak memakai sosialisme, tetapi menganut sistem ekonomi kapitalis negara.

Hal ini dikarenakan sistem ekonomi sosialis memang tidak lebih baik dari sistem ekonomi kapitalis. Sebagai bukti historis, Presiden Soekarno yang menerapkan sistem ekonomi sosialis yang disebutnya sebagai Ekonomi Terpimpin itu pun nyatanya gagal dalam memberikan kesejahteraan Indonesia pada masa Orde Lama. Dengan penerapan sistem ekonomi sosialisme, yang terjadi justru rakyat semakin miskin, banyak pengangguran, inflasi sangat tinggi dan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosialisme pun tidak bisa menjadi harapan solutif bagi krisis ekonomi di Indonesia saat ini. Lalu bagaimana dengan Islam?

SISTEM EKONOMI ISLAM SOLUSI KRISIS EKONOMI GLOBAL

Ekonomi Islam bukan wacana baru dalam dunia sosial dan ilmiah. Ekonomi Islam merupakan realitas yang terus menghadirkan kesempurnaan dirinya ditengah-tengah beragamnya sistem sosial dan ekonomi konvensional yang berbasis pada paham materialisme sekuler. Ekonomi Islam juga merupakan realitas ilmiah yang senantiasa menampakkan jati dirinya di antara konstalasi ilmu-ilmu sosial yang berbasis sekulerisme bahkan atheisme.

Didalam kedua arus tersebut, ekonomi Islam mewakili sebuah kekuatan baru yang sedang membentuk dirinya untuk menjadi sebuah sistem dan diskursus yang matang serta mandiri dalam penalaran ilmiah. Kehadirannya bukan saja menjadi sebuah jawaban dari ketidak adilan sistem sosial ekonomi kontemporer, melainkan juga sebagai kristalisasi usaha intelektual yang berlangsung sangat panjang dalam kurun waktu sejarah kaum muslimin.

Ekonomi Islam dalam arti sistem ekonomi merupakan sebuah sistem yang telah terbukti dapat mengantarkan umat manusia kepada falah (kesejahteraan yang sebenarnya). Memang benar bahwa semua sistem ekonomi, baik yang telah terkubur oleh sejarah maupun yang sedang menuai pujian bertujuan untuk mengantarkan kesejahteraan kepada pemeluknya.

Jika kesejahteraan itu dimanefestasikan pada peningkatan income perkapita yang tinggi maka kapitalis modern akan mendapat angka maksimal. Akan tetapi income perkapita yang tinggi bukan satu-satunya komponen pokok yang menyusun arti kesejahteraan. Al falah dalam pengertian Islam mengacu kepada konsep Islam tentang manusia itu sendiri. Dalam Islam esensi manusia ada pada ruhaniahnya. Karena itu seluruh kegiatan duniawi termasuk dalam aspek ekonomi diarahkan tidak saja untuk memenuhi tuntutan fisik jasadiah melainkan juga memenuhi kebutuhan ruhani dimana ruh merupakan esensi manusia.

Konsep ekonomi konvensional tentang tentang kesejahteraan yang begitu sempit dan gersang menyebabkan diabaikannya aspek ruhani umat manusia. Pola dan proses pembangunan ekonomi diarahkan semata-mata untuk peningkatan income perkapita, konsumsi fisik yang sarat dengan hedonisme dan memompa produk-produk kepasaran tanpa mempertimbangkan dampak negatif bagi kehidupan lain. Seringkali produksi barang dan jasa sebenarnya tidak perlu diproduk dan dipasarkan karena bertentangan fitrah manusia, namun karena alasan-alasan bisnis dan ekonomi, barang dan jasa tersebut tetap diproduksi dan dipasok dipasaran. Akibatnya sudah bisa diduga terjadilah misalokasi sumberdaya alam yang cenderung melanggengkan ketidak adilan, eksploitasi, penjajahan ekonomi dan budaya serta merusak moralitas bangsa dan negara. Inilah kecelakaan dan musibah besar sepanjang sejarah umat manusia, sebagaimana Al-Qur’an yang menyatakan kepada mereka:

Maka bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa , dan apabila dikatakan kepada mereka : Rukuklah (tunduk pada perintah Allah) niscaya mereka tidak mau rukuk. Kecelekaanlah yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Maka kepada perkataan apakah sesudah Al-Qur’an ini diturunkan. (QS 77: 47-50)

Pengkristalan pemikiran ekonomi yang berdasarkan syariah tidak bermaksud menafikkan pemahaman dan analisa sistem ekonomi kontemporer, namun berusaha mendialektikakan pemahaman, koreksi dengan nilai dan etika ekonomi Islam. Dengan tegas ekonomi Islam menolak sistem pranata bunga yang merupakan urat nadi sistem ekonomi konvensional, karena bertentangan dengan nilai-nilai syariah. Ekonomi Islam akan senantiasa concern dalam mewujudkan stabilitas ekonomi yang dibangun atas beberapa asumsi yang merupakan hasil analisa ekonomi.

Ekonomi Islam yang dulu pernah memegang peranan penting dalam perekonomian dunia, datang karena tuntutan kesempurnaan Islam itu sendiri, bukan karena karena sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis yang mengandung banyak kelemahan dan ketidak adilan. Islam harus dipeluk secara kaffah dan komprehensif. Islam menuntut kaum muslimin untuk mengaktualisasikan keislamannya dalam segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan ekonomi, umat Islam memiliki sistem ekonomi sendiri, dimana garis-garis besarnya telah digambarkan secara utuh dalam Al-Qur’an dan Assunah. Adalah tidak dimungkinkan seorang muslim salat 5 waktu setiap hari , sementara ia mengkonsumsi arak, narkoba, berjudi dan hanyut dalam spekulasi murni. Begitu juga tidak mungkin seorang muslim untuk melakukan transaksi-transaksi keuangan yang mengandung Maysir, Ghoror , Riba dan batil. Dan segala yang membahayakan dirinya maupun orang lain. (Al-Baqoroh 85).


Ini semua rambu-rambu yang harus ditaati oleh setiap muslim, karena itu munculnya ekonomi Islam lebih merupakan perealisasian dari universalitas Islam itu sendiri. Hanya saja kesadaran menjalankan syariah Islam secara kaffah baru muncul beberapa dekade tahun ini. Itu sebabnya perkembangan ekonomi Islam terutama dalam dunia pendidikan, perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya baru mulai menggelora beberapa tahun ini.

Karena itu sangatlah penting bagi siapa saja, terutama yang berkecimpung dalam dunia ilmiah, pendidikan , politik, pemerintah maupun para pelaku bisnis keuangan maupun pelaku bisnis sektor riil, bekerjasama dengan para ulama dengan organisasi-organisasi Islam maupun masyarakat pada umumnya untuk mengenal secara lebih dekat ekonomi Islam baik dalam tataran ilmu, Praktek muamalah sehari-hari, maupun tataran sistem sosial.

Sudah waktunya menghilangkan prasangka buruk yang tidak pernah didasarkan pada fakta yang sebenarnya tentang Islam dan keseluruhan ajarannya. Sudah tiba masanya untuk menggali lebih dalam sistem ekonomi Islam dan mengimplementasikan dalam kehidupan berekonomi, baik dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara maupun solusi krisis global yang tengah dialami saat ini. Pada saat bersamaan mereka juga akan merasakan betapa keadilan dalam sistem Islam begitu dirasakan sepenuhnya. Bagaimana tidak, bukankah Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta.

0 comments:

Post a Comment